Om Swastiastu,
Hari Raya Kuningan merupakan salah satu perayaan suci di Bali yang memiliki makna mendalam, terutama bagi kita sebagai keluarga besar Puri Tanjung Sari Pemecutan. Perayaan ini dirayakan setiap 210 hari, tepatnya pada Saniscara Kliwon Wuku Kuningan, sepuluh hari setelah Hari Raya Galungan.
Filosofi dan Makna Hari Kuningan
Hari Raya Kuningan dipercaya sebagai waktu turunnya para Dewa dan leluhur untuk memberikan berkah serta perlindungan kepada kita, umat yang masih berada di dunia ini. Kata “kuningan” berasal dari kata “kuning,” yang melambangkan kemakmuran, kebahagiaan, dan kesejahteraan. Pada hari ini, kita menghaturkan persembahan khusus dengan nasi kuning sebagai simbol rasa syukur kepada Sang Hyang Widhi dan para leluhur yang telah memberikan berkah.
Upacara dan Tradisi
Sebagai keluarga besar, kita menjalankan berbagai bentuk persembahan yang sarat makna. Salah satu elemen penting dalam upacara Kuningan adalah tamiang dan endongan. Tamiang, yang berbentuk lingkaran, melambangkan perisai spiritual yang melindungi kita dari energi negatif, sedangkan endongan merupakan simbol bekal dalam perjalanan hidup kita.
Sesajen juga dihaturkan di sanggah dan pura keluarga, sebagai bentuk rasa syukur atas berkah yang kita terima, seperti kelimpahan hasil bumi yang sering disimbolkan dalam persembahan tebog. Bagi kita, keluarga besar yang menjunjung tinggi tradisi leluhur, perayaan ini adalah pengingat penting akan kewajiban menjaga warisan budaya dan spiritual yang telah diwariskan oleh para pendahulu.
Makna Spiritual Hari Raya Kuningan
Makna spiritual dari Hari Raya Kuningan adalah refleksi tentang pentingnya menjaga keharmonisan dalam hubungan dengan alam, sesama manusia, dan Sang Hyang Widhi. Perayaan ini juga menjadi waktu yang tepat untuk memohon perlindungan dan keselamatan, serta mengingatkan kita agar senantiasa hidup dengan penuh rasa syukur dan rendah hati.
Selain itu, beberapa keluarga di Bali menghaturkan persembahan di setra (kuburan leluhur) sebagai bentuk penghormatan dan doa untuk leluhur. Dengan demikian, kita berharap roh para leluhur selalu damai dan memberikan perlindungan bagi keturunannya.
Hari Raya Kuningan memberikan pesan mendalam bagi kita sebagai keluarga besar. Selain sebagai ungkapan syukur, perayaan ini juga mengajarkan pentingnya menjaga keseimbangan antara kewajiban spiritual dan kehidupan sehari-hari. Melalui persembahan dan doa, kita tidak hanya menghormati para leluhur, tetapi juga memperkokoh ikatan batin di antara kita sebagai keturunan Puri Pemecutan.
Dengan menjaga tradisi ini, kita terus melanjutkan nilai-nilai luhur yang diwariskan dari generasi ke generasi. Semoga melalui perayaan Hari Raya Kuningan, kita semua selalu dilimpahi berkah, keselamatan, dan kesejahteraan dari Sang Hyang Widhi Wasa dan para leluhur.
Om Shanti Shanti Shanti Om.
Semoga artikel ini dapat mempererat tali persaudaraan dan memberikan pemahaman lebih dalam mengenai makna Hari Raya Kuningan bagi keluarga besar kita.